-.Siklus Kompresi Uap Teoritis
Siklus kompresi uap merupakan sikuls
yang terbanyak digunakan dalam sistem refrigerasi. Didalam siklus ini, uap dikompresikan
dan mengalami kondensasi menjadi wujud cair. Selanjutnya cairan tersebut di
uapkan kembali pada temperature rendah. Uap yang dikompresikan dapat berada
dalam fase uap kering atau sering disebut kompresi kering dan dalam fase campuran
uap-cair atau disebut kompresi basah. Kompresi basah umumnya dihindari karena
bersifat merugikan (dapat merusak katup-katup pada kompresor).
-Proses kompresi
Refrigeran meninggalkan evaporator
dalam wujud uap jenuh dengan temperatur dan tekanan rendah, kemudian oleh kompresor
uap tersebut dinaikkan tekanannya menjadi uap dengan tekanan lebih tinggi (
tekanan kondensor ). Kompresor ini diperlukan untuk menaikan temperatur
refrigeran, sehingga temperatur refrigeran di dalam kondensor lebih tinggi
daripada temperatur lingkungan. Dengan demikian perpindahan panas dapat terjadi
dari refrigerant Ke lingkungan. Proses ini berlangsung secara isentropik (
adiabatik dan reversible ).
- Proses Kondensasi
Setelah proses kompresi,refrigeran
berada dalam fase panas lanjut dengan tekanan dan temperatur tinggi. Untuk mengubah
wujudnya menjadi cair, kalor harus dilepaskan ke lungkungan. Hal ini dilakukan
pada penukar kalor yang disebut kondensor. Refrigeran mengalir melalui
kondensor dan pada sisi lain dialirkan fuida pendinging ( udara atau air ) dengan
temperatur lebih rendah dari pada temperature refrigeran. Oleh karena itu kalor
akan berpindah dari refrigerant ke fuida pendingin dan sebagai akibatnya
refrigeran mengalami penurunan temperatur dari kondisi uap panas lanjut menjadi
kondisi uap jenuh. Selanjutnya mengembun menjadi wujud cair, kemudian keluar
dari kondensor dalam wujud cair jenuh (berlangsung secara reversible dan pada
tekanan konstan).
- Ekspansi
Refrigeran dalam wujud cair jenuh
mengalir melalui alat ekspansi. Refrigeran mengalami ekspansi pada entalpi
konstan dan berlangsung secara ireversible. Selanjutnya refrigerant keluar dari
alat ekspansi berwujud campuran uap-cair pada tekanan dan temperatur yang sama
dengan temperatur dan tekanan evaporator.
- Proses Evaporasi
Refrigeran dalam fase campuran (
uap-cair) mengalir melalui sebuah penukar kalor yang disebut evaporator. Pada tekanan
evaporator, titik didih refrigeran harus lebih rendah daripada temperatur
lingkungan (media kerja atau media yang didinginkan) sehingga dapat terjadi
perpindahan panas dari media kerja ke refrigeran. Kemudian refrigeran yang
masih berwujud cair Menguap di dalam evaporator dan selanjutnya refrigerant
meninggalkan evaporator dalam fase uap jenuh.Proses ini berlangsung secara
reversible dan pada tekanan yang konstan.
- Siklus Kompresi Uap Nyata
Perbedaan penting siklus kompresi
nyata dan teoritis
1. Terjadi penurunan tekanan di
sepanjang pipa kondensor dan evaporator.
2. Adanya proses sub-cooling cairan
yang meninggalkan kondensor sebelum memasuki alat ekspansi.
3. Pemanasan lanjut uap yang
meninggalkan kondensor sebelum kompresor.
4. Terjadi kenaikan entropi pada
saat proses kompresi
(kompresi tak isentropik)
1. Proses ekspansi berlangsung non
adiabatik.
Walaupun siklus aktual tidak sama
dengan siklus sistem, tetapi proses ideal dalam siklus standar sangat bermanfaat
dan diperlukan untuk mempermudah analisis siklus secara teoritik. Pengaruh
penyimpangan siklus aktual dari siklus standar pada saat refrigerasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Penurunan tekanan pada evaporator
dan kondensor.
Refrigeran ketika melalui pipa
evaporator dan kondensor akan mengalami penurunan tekanan, hal ini disebabkan
oleh adanya gesekan yang terjadi antara refrigeran dan dinding pipa. Sebagai
akibatnya maka kerja kompresi akan mengalami peningkatan. Hal tersebut karena untuk
dapat mengalirkan refrigeran dalam jumlah yang cukup, kondensor harus mampu
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi karena adanya rugi-rugi tekan.
b. Sub-cooled
Kondisi ini lebih menjamin bahwa
refrigeran yang memasuki alat ekspansi, seluruhnya dalam fase cair sehingga
dapat mencegah penurunan laju massa sebagai akibat adanya fase uap (dengan
massa jenis uang lebih kecil daripada fase cair), yang mengalir melalui katup
ekspansi. Disamping itu kondisi sub-cooled akan dapat menambah kalor yang lepas
dari kondensor dan kalor yang diserap di evaporator.
c. Super Heated
Kondisi ini mengakibatkan efek
refrigerasi siklus akan bertambah besar dan jumlah kalor yang dibuang oleh kondensor
juga bertambah besar. Tetapi ditinjau dari segi daya kompresor, hal ini kurang
menguntungkan karena makin besar kondisi super heated maka daya kompresor menjadi
lebih besar.
d. Proses kompresi non-isentropik
Gesekan yang terjadi pada
bagian-bagian kompresor yang saling bergerak relatif dan juga gesekan yang
terjadi antara refrigeran dengan bagian-bagian kompresor, akan menyebabkan
kenaikan entropi. Sebagai akibatnya proses berlangsung secara non-isentropik
dan daya kompresor menjadi lebih besar.