Suatu unit Air Conditioning (AC)
memerlukan sistem pengontrolan secara otomatik agar dapat beroperasi
dengan efektif dan aman serta ekonomis sesuai kebutuhan. Pada prinsipnya
sistem pengontrolan ini harus mampu memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk keperluan otomatisasi proses meliputi tiga kategori
fungsi sebagai berikut,
Fungsi mengatur kondisi ruang
Agar sistem pengontrolan yang digunakan
dapat melaksanakan fungsi ini maka diperlukan alat deteksi dan aktuasi
yang akan memonitor kondisi ruang setiap saat melalui berbagai alat
deteksi yang digunakan dan kemudian mengadakan pengaturan seperlunya
untuk mencapai kondisi yang diinginkan melalui peralatan aktuasi yang
digunakan. Peralatan deteksi dan aktuasi tersebut antara lain
thermostat, humidistat, damper, katub dan relai).
Peralatan tersebut dapat beroperasi
secara elektrik dengan menggunakan energi listrik, dapat pula secara
pnumatik menggunakan kekuatan udara tekan dan secara elektronik dengan
menggunakan bahan semi konduktor dan mikroelektronik berbasis komputer.
Peralatan deteksi dan aktuasi yang
digunakan akan berkolaborasi untuk menjaga kondisi suhu dan kelembaban
udara ruang senantiasa tetap berada pada titik tertentu sesuai keinginan
dan perencanaan. Variable yang dideteksi dan dikontrol meliputi suhu,
tekanan, jumlah udara dan kualitas udara, refrigeran dan uap air. Selain
itu juga harus dapat mengontrol siklus kompresor ,burner (boiler) atau
heater secara pasti (ON/OFF) sesuai kebutuhan beban.
Fungsi Proteksi dan Perlindungan
Sistem pengontrolan yang digunakan harus
mampu memberikan fungsi proteksi dan pengaman untuk mencegah mesinnya
sedini mungkin terhadap bahaya kerusakan fatal. Dalam hal ini sistem
kontrol yang digunakan harus mampu mencegah terjadinya suhu tinggi atau
suhu yang berlebihan dan bahaya kebakaran. Sebagai contoh Oil pressure
control, Suction pressure regulator, limit switch, motor overload
protection dan smoke detector.
Fungsi Operasi Ekonomis
Sistem kontrol yang digunakan harus
mampu menjaga operasi mesin pada tingkat yang paling ekonomis dengan
mengatur konsumsi energi yang digunakan pada waktu ke waktu disesuaikan
dengan kebutuhan beban. Misalnya konsumsi air, bahan bakar atau tenaga
listrik yang dikonsumsi pada saat beban air conditioning turun di bawah
desain nominalnya. Untuk itu kompresornya harus dilengkapi dengan sistem
kontrol kapasitas misalnya dengan menggunakan alat yang disebut : Auto
Unloader, Hot gas Bypass, damper dan step controller.
Pada gedung-gedung bertingkat tinggi
untuk pemakaian komersial sering menggunakan sistem kontrol dengan
mikrokontroler yang berbasis komputer (Building Automation System) untuk
keperluan peningkatan upaya konservasi (hemat) energi.
Kontrol yang terpogram melalui perangkat
komputer (misalnya dengan PLC atau Programmable Logic Control) sering
digunakan untuk mengontrol dan memonitor kondisi ruang demi ruang setiap
saat untuk menghasilkan operasi sistim yang ekonomis tanpa mengurangi
kebutuhan kualitas yang diperlukan. Menurut aksi spesifik yang dilakukan
maka fungsi sistem kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu
sebagai pengontrol Starting, pengontrol operasi dan pengontrol kondisi
ruang.
Fungsi Starting/Stopping
Pengontrol starting dapat berupa sistem
kontrol tunggal (operasi on/off) tidak tergantung sistem lainnya atau
dapat berupa operasi sekuen yang melibatkan lebih dari sistem aktuasi
(misalnya motor kompresor, pompa air dan fan) secara interlock.
Fungsi Pengontrol Operasi
Pengontrol operasi pada prinsipnya
mongontrol operasi mesin pada tingkat yang paling efektif dan aman.
Sistem kontrol ini dapat mencegah mesin dari bahaya kerusakan fatal
dengan melindunginya terhadap adanya suhu dan tekanan yang berlebihan
dan bahaya kebakaran. Sistem kontrol ini dapat berfungsi sebagai
pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang bekerja atau pada saat
starting sehingga diperoleh operasi yang ekonomis. Misalnya High – Low
Pressure control, time delay relay, freeze protection, temperature limit
control dan compressor capacity control.
Fungsi Pengontrol Kondisi Ruang
Pengontrol ini berfungsi sebagai
pengatur kondisi ruang. Sistm kontrol yang digunakan harus mampu
mendeteksi kondisi di dalam ruang dari waktu kewaktu meliputi suhu,
tekanan dan kelembaban udara dalam ruang dan selanjutnya melakukan
berbagai pengaturan untuk menjaga kondisi ruang tetap berada pada
batas-batas perencanaannya.
Sumber : http://www.primakencana.info